Kaidah terbesar dalam
membangun kejayaanmu adalah:
“Berkelanjutan, meski sedikit”.
Konsistensi.
Dalam kehidupanku,
aku tak pernah berjumpa
dengan seorang hamba yang penuh konsistensi,
menjalani satu amalan penuh kesabaran,
melainkan Allah bukakan kejayaan,
Allah akan ganda-gandakan kecemerlangan
untuknya dalam kehidupan.
Begitulah selalu
kisah para hamba shalih
berjaya dari semenjak dunia
hingga memijak kaki di Surga!
Sabar pada kebaikan yang sedikit,
berjuang selalu memadamkan rasa jemu.
***
Sebaliknya,
Seorang hamba yang penggesa-gesa,
selalu terburu-buru hendak memetik buahnya,
melainkan ia segera menjelma
menjadi sosok pembosan yang cepat jenuh.
Karena selalu tergesa memetik hasilnya,
ia pun dengan segera berhenti jiwanya
saat buahnya tak semanis harapnya,
saat hasilnya tak seindah impiannya.
Begitulah selalu
kisah para pecundang.
Terlalu tinggi penuh obsesi,
hasrat kemauan tak habis-habis,
tapi hasrat bersabar tak pernah ada.
Hanya ada nafsu memetik hasil,
tapi terlalu cepat jemu meniti jalannya.
Membebani diri dengan kerja besar,
Meremehkan kerja-kerja kecil nan sederhana,
Hingga ia jatuh dan jemu sendiri.
***
Jadi, mulai hari ini…
Komitmenkanlah diri untuk memulai
dengan kebaikan-kebaikan kecil sehari-hari.
Meski kecil.
Meski sedikit.
Asal kebaikan sahaja,
asal ketaatan sahaja,
teguhlah mengerjakannya:
walau sedikit, meski sedikit.
Karena seorang insan itu hanya menjadi baik
dengan kukuh mengerjakan kebaikan kecil
yang berkelanjutan, yang berketerusan.
Itu sungguh jauh lebih baik
daripada kebaikan yang banyak
tapi terhenti seketika!
Jangan lakukan kebaikan itu
sekedar untuk menggapai tujuanmu,
tapi lakukanlah penuh komitmen
demi memperbaiki dirimu!
***
Sebagai contoh:
Jangan letakkan dalam fikiranmu
bahwa engkau membaca al-Qur’an
sekedar untuk menghafalnya.
Lalu karena itu terasa begitu jauh
mereduplah hasratmu padanya.
Tidak…
Tapi bacalah al-Qur’an setiap hari
dengan menatap huruf-hurufnya
meski hanya 10 menit sahaja.
Kukuhkan itu sebagai wirid sehari-harimu,
tanpa ada alasan sedikit pun pada dirimu
untuk meninggalkannya!
***
Dalam berolah raga,
jangan sekedar bermaksud
menurunkan berat badanmu sahaja,
hingga setiap hari
engkau hanya fokus memeriksa
hasil latihan olah ragamu!
Hingga setiap usai latihan:
Jiwamu tak sabar menaiki timbangan!
Tidak…
Berolahragalah setiap hari
meski 10 menit sahaja,
demi mensyukuri nikmat sehatmu,
demi kuatkan jasadmu
menghamba hanya padaNya!
***
Jagalah dengan penuh keteguhan
sedikit rakaat-rakaatmu di tengah malam.
Jadikan itu sebagai kebiasaanmu
-setidaknya- sebelum terlelapmu;
Sesekali engkau tambah dan panjangkan,
atau kurangi sedikit…
sesuai dengan kekuatan dan kelapanganmu.
Tetapi intinya:
Kerjakanlah tanpa henti setiap hari,
tanpa terputus, meski payah.
Jangan membaca buku
hanya untuk menyelesaikan buku itu,
atau sekadar mengetahui kandungan
yang engkau butuhkan sahaja!
Tapi membacalah agar membaca itu
menjadi bagian harimu
yang tak tertinggalkan dalam hidupmu.
***
Pada akhirnya,
Jangan membebani diri
dengan satu kebaikan
yang akhirnya engkau sendiri
tak sanggup lagi membersamainya
dalam waktu panjang seterusnya.
Tapi biasakanlah:
yang kecil,
yang sedikit,
asalkan berkelanjutan sahaja:
itu kejayaan yang luar biasa!
***
Kerjakanlah
dengan berkelanjutan
dan penuh komitmen.
Jangan tergesa dan terburu
memetik hasil dan memberi nilai.
Bersabarlah!
Karena “nilaimu” bukan sekedar
pada seberapa besar capaianmu,
tapi juga pada seberapa besar konsistensimu
di jalan kebaikan hingga
usai kisahmu di dunia ini.
Pada akhirnya,
manusia itu dalam hidup ini
tidak dibagi menjadi: sukses dan gagal.
Tapi mereka dibagi menjadi:
si penyabar yang konsisten,
atau si terburu-buru yang pembosan!
Di situlah,
betapa indah pesan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita:
“Secinta-cinta amalan di sisi Allah
adalah yang paling berkelanjutan,
meski sedikit.”
Akhukum,
Muhammad Ihsan Zainuddin
https://IhsanZainuddin.com
Jangan lupa gabung di Telegram:
https://t.me/IhsanZainuddin
juga di Instagram:
https://www.instagram.com/m.ihsanzainuddin/